1. Luas permukaan
Laju reaksi dipengaruhi oleh luas permukaan sentuh zat-zat yang bereaksi. Semakin luas permukaan zat bereaksi, semakin cepat raksi berlangsung. Laju reaksi serbuk pualam dengan asam klorida berlangsung lebih cepat daripada kepingan pualam yang direaksikan dengan asam klorida. Hal ini terjadi karena pualam yang bereaksi mempunyai luas permukaan yang berbeda. Dalam jumlah yang sama, serbuk pualam mempunyai permukaan yang lebih luas daripada pualam yang berbentuk kepingan. Semakin luas permukaan mengakibatkan semakin banyak permukaan yang bersentuhan dengan pereaksi, sehingga pada saat yang sama semakin banyak partikel-partikel yang bereaksi.
Pada kepingan pualam, partikel-partikel pualam yang bersentuhan langsung dengan asam klorida lebih sedikit daripada serbuk pualam. Partikel-partiikel pualam yang bersentuhan hanya partikel yang ada di permukaan kepingan pualam. Jika kepingan pualam tersebut dipecah menjadi kepingan-kepingan yang lebbih kecil atau serbuk, partikel-partikel pualam yang semula di dalam akan berada di permukaan dan terdapat lebih banyak partikel pualam yang secara bersamaan bereaksi dengan larutan asam klorida.
2. Konsentrasi
Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi bukan oleh konsentrasi hasil reaksi. Semakin besar konsentrasi pereaksi, maka laju reaksi makin besar, dan sebaliknya. Pada reaksi orede nol konsentrasi tidak berpengaruh langsung terhadap laju reaksi. Laju reaksi pada reaksi orde satu berbanding lurus dengan konsentrasi awal pereaksi, sehingga jika konsentrasi naik dua kali akan mengakibatkan laju reaksi menjadi dua kali lebih cepat. Pada reaksi orede dua, laju reaksi berbanding dengan kuadrat konsentrasi awal pereaksi, sehingga jika konsentrasii naik dua kali mengakibatkan laju reaksi menjadi empat kali lebih cepat.
3. Suhu
Laju reaksi juga dipengaruhi oleh suhu pada waktu reaksi berlangsung. Semakin tinggi suhu dalam suatu reaksi, semakin cepat reaksi berlangsung. Pada umumnya, setiap kenaikan suhu 10oC menyebabkan laju reaksi meningkat dua sampai tiga kali laju reaksi semula. Nilai peningkatan laju reaksi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
Keterangan:
Va = laju reaksi pada suhu akhir (M s-1)
V0 = laju reaksi pada suhu awal (M s-1)
∆v = Va – V0
Ta = suhu akhir (oC)
T0 = suhu awal (oC)
∆T = Ta – T0
Jika data yang diketahui pada suatu penentuan laju reaksi berupa waktu, laju reaksi berbanding terbalik dengan waktu. Penentuan laju reaksi ditentukan dengan menggunakan rumus berikut.
Keterangan:
ta = lama reaksi pada suhu awal (s)
t0 = lama reaksi pada suhu akhir (s)
4. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat reaksi, tetapi tidak mengalami perubahan yang kekal dalam reaksi. Katalis dibedakan atas katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis homogen adalah katalis yang sefase degan zat yang dikatalisis. Contohnya adalah larutan besi (III) klorida (FeCl3) pada reaksi peruraian hidrogen peroksida(H2O2). Katalis heterogen adalah katalis yang tidak sefase dengan zat yang dikatalisis. Umumnya, katalis heterogen berupa zat padat dan reaksi berlangsung pada permukaan katalis padat tersebut. Salah satu contoh katalis heterogen yaitu serbuk MnO2 pada peruraian kalium klorat (KClO3). Zat yang keberadaannya dapat memperlambat laju reaksi disebut inhibitor (katalis negatif).
Silahkan lihat video Percobaan Berikut
Setelah melihat video tersebut, silahkan memasuki menu diskusi yang terdapat pada menu blog. Pada menu diskusi tersebut ada terdapat tiga kelompok forum diskusi. Setiap peserta didik memasuki forum diskusi sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Setelah selesai berdiskusi silahkan buat laporan diskusinya dan kirimkan ke guru kimianya.
Kelompok 1, silahkan masuk ke forum diskusi menggunakan link berikut :
Kelompok 2, silahkan masuk ke forum diskusi menggunakan link berikut:
https://meet.google.com/uan-sadm-kfi
Kelompok 3, silahkan masuk ke forum diskusi menggunakan link berikut:
0 Komentar